Cari Blog Ini

Minggu, 02 Desember 2018

Sistem manjemen K3





Artikel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

PENGERTIAN SMK3
Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun disisi lain turut menjadi penyebab masalah pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Masalah ini harus sesegera mungkin di atasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan kinerja dan produktivitas suatu perusahaan baik pada sumberdaya maupun elemen yang lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) seperti yang telah diatur pada PERMENKER NO.05/MEN/1996

Filosofi dasar dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. sedangkan, Sistem Manajemen Keselamatan K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembang, penerapan, pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Adapun tujuan dari SMK3 adalah meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Lalu mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerjadengan melibatkan unsur manajemen, pekerja, dan serikat kerja. Serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Dan  dari berbagai sistem manajemen K3 yang telah ada dan dikembangkan, maka diperlukan sebuah badan yang bertugas melakukan setandarisasi yang diakui secara global. Terkait dengan hal tersebut dikembangkan sistem penilai kinerja K3 yang dikenal dengan OHSAS 18000 (Ocupational Health and Safety Assessment Series). Yang terdiri dari OHSAS 18001 sebagai standar atau persyaratan SMK3, dan OHSAS 18002 sebagai pedoman dan penerapannya.

Berikut ini beberapa konsep dasar dan prinsip-prinsip SMK3, adalah sebagai berikut:
1.      Komitmen dan Kebijakan
Perusahaan harus membuat sebuah kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan  memastikan komitmennya terhadap keselamatan kerja dan kesehatan kerja sehingga Sistem Manajemen K3 berhasil diterapkan dan dikembangkan. Komitmen tersebut harus selalu ditinjau ulang secara berkala dan melibatkan semua pekerja dan orang lain yang berada di tempat kerja.
2.      Perencanaan atau planning
Perusahaan merumuskan sebuah perencanaan/sasaran dan program yang efektif dan terukur untuk mendukung kebijakan K3.
3.      Penerapan atau Impementation
Untuk implemetasi yang efektif, perusahaan melakuka n pengembangan kemampuan dan mendukung segala kebutuhan mekanisnya untuk mencapai K3 dan sasaran dan program  SMK3.
4.      Pengukuran dan Evaluasi atau cheking
Perusahaan harus mempunyai sistem untuk pengecekan, monitor, dan mengevaluasi kinerja SMK3 dan harus hasilnya harus dianalisis untukmelakukan identifikasi dan tindakan perbaikan.
5.      Tinjau Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Perusahaan melakukan peninjauan dan melakukan peningkatan yang berkelanjutan terhadap SMK3 untuk menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerjanya.
Adapun manfaat penerapan SMK3 bagi perusahaan, diantaranya :

1.      Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah Memberikan perlindungan bagi pekerja. Karena pekerja adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses berjalannya perusahaan. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan dapat di kurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan perusahaan karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif
2.      Dengan menerapkan SMK3 maka sistem manajemen keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 dipersyaratkan adanya proseduryang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilaksanakan akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikan yang lebih efektif bagi perusahaan

3.      Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3 adalah biaya premi asuransi dan biaya kehilanga jam kerja
4.      Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dilingkungan kerja kepada karyawan
5.      Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukan kesungguhan dalam mengelola resiko. Dengan mematuhi perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Perusahaan-perusahaan yang mematuhi perundang-undangan yag berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan eksis. Bebrapa banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau kerugian karena mengalami banyak permasalahan dengan karyawan, pemerintah, dan lingkungan setempat
6.      Memilki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan, karyawan, dan masyarakat umumnya. Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang menyaratkan para pemasok atau supplier mereka untuk menerapkan SMK3. Karena penerapan SMK3 akan menjamin proses yang aman, tertib, dan bersih sehingga bisa menigkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan karena mereka terlindungi dengan baik sehingga lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan beroprasi secara penuh dan normal untuk menjamin konstinuanitassupplai kepada pelanggan.

KEORGANISASIAN K3

Organisasi K3 yang harus ada di perusahaan yaitu P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah jantung sukses sistem manajemen K3. P2K3 merupakan wadah kerjasama antara unsur pngusaha dan pekerja untuk menangani masalah K3 di perusahaan.
Tugas pokok P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada pengusaha/pengurus tempat kerja
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunanya terdiri dari ketua, sekertaris, dan anggota. Sebagai sekertaris P2K3 adalah ahli K3 yaitu tenaga teknis berkeahlian khusus yang membanu pemimpin perusahaan untuk menyelenggarakan da meningkatkan usaha keselamatan kerja, higiene perussahaan dan keseahtan kerja, membantu pengawasan dibidang K3.
Manfaat dibentuknya P2K3:
·        Mengembangkan kerjasama bidang K3
·        Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3
·        Forum komunitas dalam bidang K3
·        Menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja




 PENILAIAN PENERAPAN SMK3
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh  menteri atas permohonan perusahaan. Audit SMK3 dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan SMK3. Hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3.

ANALISIS SMK3
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
SMK3 digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan, dan bahkan properti.
Menyediakan keberadaan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan yang merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja dan masyarakat secara luas, diharapkan perusahaan dapat menerapkan SMK3 guna mencipta tempat kerja yang aman, tenaga kerja selamat, dan sehat serta meningkatkan produktivitas perusahaan secara berkelanjutan.
Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat memiliki lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif. SMK3 bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja sebagai acuan dalam melakukan tindakan menguragi resiko. Selain itu, penerapan SMK3 membantu pemimpin perusahaan agar mampu melaksanakan standar K3 yang merupakan tuntutan masyarakat nasional maupun internasional.







artikel SMK3. Sistem manajemen K3. sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. esai k3. esai smk3. esai.  essai.  essay. artikel k3. smk3. smk3. esai k3.  esai smk3.Artikel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.artikel SMK3. Sistem manajemen K3. sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. esai k3. esai smk3. esai.  essai.  essay. artikel k3. smk3. smk3. esai k3.  esai smk3.Artikel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.artikel SMK3. Sistem manajemen K3. sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. esai k3. esai smk3. esai.  essai.  essay. artikel k3. smk3. smk3. esai k3.  esai smk3.Artikel Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selasa, 27 November 2018

LENTURAN BATANG ELASTIS


LENTUR BATANG ELASTIS

Dalam perencanaan suatu bagian mesin atau struktur selain perhitungan tegangan
(stress) yang terjadi akibat beban yang bekerja, besarnya lenturan seringkali harus
diperhitungkan. Hal ini disebabkan walaupun tegangan yang terjadi masih lebih kecil daripada
tegangan yang diijinkan oleh kekuatan bahan, bisa terjadi besar lenturan akibat beban yang
bekerja melebihi batas yang diijinkan. Keadaan demikian dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada bagian mesin seperti :
a. Keretakan pada bahan
b. Bantalan pada poros yang berputar cepat rusak.
c. Bidang kontak antara roda-roda gigi menjadi tidak sempurna.

Besarnya lenturan yang terjadi pada suatu bagian mesin terutama tergantung kepada beberapa faktor :
a. Sifat kekakuan bahan (modulus elastisitas)
b. Posisi batang terhadap beban dan dimensi batang, yang biasanya ditunjukkan dalam besaran momen inertia batang.
c. Besarnya beban yang diterima

Lenturan pada suatu batang dapat terjadi akibat adanya beban gaya geser atau momen lentur. Lenturan akibat beban gaser umumnya sangat kecil dibandingkan dengan lenturan akibat beban momen. Lenturan akibat beban geser biasanya hanya diperhitungkan untuk batang yang sangat pendek, sehingga proporsi terhadap lenturan yang terjadi karena beban momen menjadi cukup berarti. Dalam bahasan buku ini hanya lenturan karena beban momen saja yang diperhitungkan, karena struktur yang dibahas memakai batang relatif panjang. Besarnya lenturan akibat beban momen dapat dihitung dengan memakai salah satu dari empat metode berikut:

a. Metode analitis (cara integrasi)
b. Metode luas bidang momen
c. Metode penjumlahan (superposisi)
d. Metode energi strain atau metode Castigliano.

Metode analitas atau integrasi dilakukan dengan cara mencari persamaan diferensial momen yang terjadi sepanjang batang. Dari persamaan momen kemudian diselesaikan dengan cara integrasi dua kali, untuk mendapatkan persamaan lenturan. Dua konstanta yang timbul akibat proses integrasi dapat dihitung dari kondisi batas (boundary conditions), yang ada pada struktur yang bersangkutan. Hasilnya adalah sebuah persamaan fungsi besar lenturan yang terjadi terhadap panjang batang, dari titik koordinat awal yang ditentukan.


Metode luas bidang momen adalah metode semigrafis, dengan memanfaatkan sifat sifat dari persamaan matematis lenturan. Luas bidang momen tidak dicari dengan menurunkan persamaannya, tetapi dengan cara menghitung luasan yang terjadi secara geometri. Metode ini lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan metode integrasi terutama untuk struktur yang menerima banyak beban sepanjang batangnya.



Metode penjumlahan (superposisi) dilakukan dengan memanfaatkan besar lenturan yang telah dihitung sebelumnya (biasanya ditabelkan), pada struktur yang sederhana. Suatu struktur yang kompleks dibagi menjadi beberapa bagian berupa struktur yang lebih sederhana, yang besar lenturannya masing-masing telah diketahui. Besar lenturan pada struktur keseluruhan adalah jumlah dari semua lenturan yang terjadi pada masing-masing bagian struktur tersebut.


Metode energi strain biasa disebut dengan nama penemunya yaitu seorang insinyur Italia bernama Alberto Castigliano, pada tahun 1873. Teori Castigliano menyatakan bahwa lenturan yang terjadi pada suatu titik pada suatu batang adalah merupakan turunan parsial dari persamaan energi yang tersimpan didalam batang akibat beban yang bekerja, terhadap gaya yang bekerja pada titik tersebut. Apabila pada titik yang dicari lenturannya tidak ada gaya yang bekerja, maka biasanya diberikan gaya nol (dummy load) pada titik tersebut.

Penentuan metode mana yang terbaik atau seharusnya dipakai untuk memecahkan masalah lenturan suatu struktur, tergantung kepada jenis pembebanan dan kompleksitas strukturnya dan sedikit banyak juga tergantung kepada pengalaman perencana yaitu metode mana yang paling dikuasai. Tingkat ketelitian perhitungan yang diperlukan juga menentukan pemilihan metode yang dipakai, karena metode pada semigrafis misalnya sering memerlukan pendekatan untuk dapat menghitung luas bidang momen. Metode Castigliano adalah metode yang banyak dipakai, karena prosedur perhitungannnya sederhana walaupun dipakai pada batang dengan banyak beban dan struktur yang kompleks, dan derajad ketelitian perhitungannya tinggi.

Keempat metode pemecahan masalah lenturan tersebut diatas dapat digunakan pada batang dengan struktur statis tertentu maupun statis tak tentu. Penggunaan keempat metode perhitungan tersebut mempunyai kelebihan karena dapat sekaligus menghitung besarnya reaksi yang terjadi pada tumpuan pada batang dengan struktur statis tak tentu, yang tidak dapat dihitung apabila menggunakan teori keseimbangan statis. Sesudah gaya atau momen reaksi tumpuan dapat dihitung, maka prosedur perhitungan lenturan pada struktur tak tentu adalah sama dengan perhitungan pada struktur statis tertentu.

Teori
Untuk dapat menurunkan persamaan matematis lenturan yang terjadi pada suatu
batang struktur, diambil beberapa persyaratan dan asumsi sbb.
  a. Bahan dari batang masih dalam kondisi elastis selama pembebanan
  b. Besarnya lenturan akibat gaya geser kecil sekali dibanding dengan lenturan yang terjadi akibat            beban momen (hanya untuk batang yang relatif panjang).
  c. Besarnya modulus elastisitas (E) dan momen inertia (I) konstan sepanjang batang yang ditinjau.          Apabila besaran E atau I tidak konstan, fungsi matematis kedua besaran tersebut terhadap                    panjang  batang harus diketahui.
  d. Struktur bahan sepanjang batang dianggap homogin, sehingga deformasi yang terjadi akibat                beban selalu kontinyu. Dengan demikian bentuk lenturan yang terjadi berupa suatu curva yang            kontinyu dan terdapat bidang netral ditengah-tengah batang pada waktu terjadi lenturan.

  e. Besarnya lenturan yang terjadi kecil sekali dibanding panjang batang, sehingga kuadrat dari                besaran sudut lenturannya dapat diabaikan.

Jari-jari lenturan.

Apabila bentuk lenturan yang terjadi pada suatu batang terbebani merupakan segmen lingkaran, maka besarnya jari-jari lenturan tersebut dapat dihitung. Bentuk segmen lingkaran hanya didapat dengan persyaratan bahwa beban yang bekerja pada batang adalah berupa momen lentur yang besarnya tetap sepanjang batang, disamping lima persyaratan yang telah disebutkan dimuka. Dalam praktek beban momen yang besarnya konstan sepanjang batang jarang sekali terjadi.



Untuk keperluan bahasan ini ditinjau hanya sebagian dari panjang batang yang menerima beban momen konstan, yaitu bagian CD pada gambar 1.1. Bentuk lenturan pada segmen batang CD adalah segmen lingkaran, karena seperti terlihat pada gambar 1.1 beban momen yang bekerja pada bagian ini konstan. Ditinjau segmen kecil dari bagian batang CD seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. Terlihat bahwa bagian batang pada bagian dalam garis netral L menerima beban tekan, sedang bagian luarnya menerima beban tarik. Garis L sendiri tidak mengalami deformasi, sehingga disebut garis netral. Ditinjau elemen kecil luasan abcd dibawah garis netral, dan dengan konfigurasi sumbu koordinat x dan y pada seperti pada gambar 1.2. dan garis dd' sejajar sumbu y maka.




Gambar 1.1.
Gambar 1.2.






dq = dx/r                                                                                                                                (1.1)
dan
dd' = y dq                                                                                                                               (1.2)

sedang segitiga bdd' sebangun dengan segitiga oab maka,

dd'/bd = ab/r
karena bd = y dan ab = dx ,
dd'/y = dx/r , atau dd'/dx = y/r                                                                                            (1.3)

perbandingan dd'/dx adalah strain yang terjadi = e, sehingga,

e = y/r

Keadaan batang yang melentur masih dalam kondisi elastis, sehingga berlaku persamaan linier tegangan-regangan (hukum Hooks): s = e.E, sehingga persamaan diatas menjadi,

s = E y/r                                                                                                                                (1.4)

Momen yang terjadi terhadap garis netral L akibat tegangan yang bekerja pada luasan abcd adalah, gaya pada luasan abcd akibat adanya tegangan (s.dA) x jaraknya terhadap garis netral, sehingga,

dM = y.s dA
atau
dM = s/y . y2 dA

sedang y2.dA = dI ( I = momen inertia) sehingga,

dM = s/y dI, atau
M = s/y I                                                                                                                                 (1.5)

substitusi harga tegangan dari persamaan (1.4) kedalam persamaan diatas didapatkan
persamaan besar jari-jari lenturan yang terjadi (r) karena beban momen M,

M = EI/r atau,
1/r = M/EI                                                                                                                              (1.6)


Lenturan karena momen tidak konstan

Apabila besar beban momen yang bekerja suatu batang merupakan fungsi matematis dari panjang batang, maka jari-jari lenturan yang terjadi juga merupakan fungsi panjang batang. Jari-jari lenturan disini adalah jari-jari dari segmen-segmen kecil panjang batang, yang lenturannya dapat dianggap berbentuk segmen lingkaran. Karena besar lenturan yang terjadi tergantung kepada jari-jari lenturannya, maka besar lenturan yang terjadi juga merupakan fungsi dari panjang batang.
Rumus umum besarnya jari-jari pada titik sepanjang lengkungan suatu curva sebarang
adalah,
1 / r = d2y/dx2 / [ 1 + (dy/dx)2]                                                                                            (1.7)
Dalam persamaan ini y adalah besar lenturan yang terjadi (searah sumbu y), dan x adalah jarak sepanjang batang (searah sumbu x). Salah satu persyaratan dalam bahasan ini telah ditentukan bahwa kwadrad besaran sudut lenturan dapat diabaikan atau,
(dy/dx)2 = 0,
sehingga persamaan diatas menjadi,
1/r = d2y/dx2                                                                                                                        (1.8)
Harga jari-jari diatas kemudian disubstitusikan kedalam persamaan (1.6), sehingga didapatkan rumus/persamaan umum besar lenturan elastis karena beban momen sbb.,
EI.d2y/dx2 = M                                                                                                                      (1.9)
Dapat diperhatikan dalam persamaan diatas bahwa arah lenturan (y) selalu searah dengan arah momen, karena besaran modulus elastisitas E dan momen inertia I selalu positip. Untuk memecahkan persamaan differensial diatas diperlukan persamaan momen terhadap sumbu x.Pemecahan dapat dilakukan secara analitis, yaitu dengan cara mengintegrasikan dua kali sehingga didapatkan besaran lenturannya (y). Parameter-parameter lenturan dapat ditunjukkan dalam bentuk turunan secara berurutan dimulai dengan besaran lenturan y sampai kepada gaya yang bekerja (F) sbb.,
Lenturan = y
Sudut lenturan (q)= dy/dx
Momen (M)= dq/dx = d2y/dx2
Beban geser (V)= dM/dx, atau d3y/dx3
Beban gaya (F)= dV/dx, atau d4y/dx4
Berdasarkan persamaan umum turunan diatas, dapat ditunjukkan bahwa besarnya sudut lenturan didapat dengan mengintegrasikan persamaan umum lenturan akibat momen pada persamaan (1.9) sbb.
y = dq/dx = d2y/dx2 = M/EI atau,
q = M/EI. x                                                                                                                              (1.10)








LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS 

Sabtu, 24 November 2018

SISTEM DRAINASE JALAN REL KERETA API




SISTEM DRAINASE JALAN REL KERETA API



DRAINASE JALAN REL

 Didefinisikan sebagai sistem pengaliran/pembuangan air di suatu daerah jalan rel, baik secara gravitasi maupun dengan menggunakan pompa, agar tidak sampai terjadi genangan air.
Terdapat 3 (tiga) jenis drainase jalan rel yaitu:

a.Drainase permukaan (surface drainage)
b.Drainase bawah permukaan (sub-surface drainage)

c.Drainase lereng (slope drainage)



DRAINASE PERMUKAAN

 Drainase permukaan bertujuan untuk mengalirkan atau membuang air yang ada dipermukaan tanah. Perencanaan dan perancangan drainase permukaan dipengaruhi oleh keadaan topografi. Terdapat 2 (dua) jenis drainase permukaan, yaitu:

a.Drainase memanjang (side-ditch)
b.Drainase melintang (cross-drainage)

Kemiringan saluran drainase dan kecepatan aliran pembuangan air yang terjadi harus tidak menimbulkan kerusakan saluran dan tidak menyebabkan endapan di saluran drainase.




Kemiringan saluran drainase dan kecepatan aliran pembuangan air yang terjadi harus tidak menimbulkan kerusakan saluran dan tidak menyebabkan endapan di saluran drainase.




Besarnya debit air yang harus dibuang dengan sistem drainase permukaan bergantung pada :

a)Luas daerah yang aliran airnya akan menuju jalan rel
b)Intensitas hujan daerah setempat
c)Koefisien pengaliran daerah setempat
 Untuk perancangan saluran melintang dan gorong-gorong pada jalan rel perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
a)Pertemuan antara saluran melintang dan memanjang harus dipasang bak penampung tanah (sand trap)
b)Agar mudah dalam pemeliharaan, minimum ukuran diameter atau alas saluran adalah 60 cm

c)Tidak boleh terjadi kebocoran atau rembesan air, karena dapat melemahkan badan jalan rel dibawah saluran. 


DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

 Drainase bawah permukaan bertujuan untuk menjaga elevasi air tanah agar tidak mendekati permukaan tanah tempat badan jalan rel berada.
 Sesuai dengan maksud dan tujuannya, pada badan jalan rel berupa permukaan asli dan galian, ketebalan bagian jalan rel setebal minimum 75 cm dari dasar balas harus selalu dalam keadaan kering.






Konstruksi drainase bawah permukaan biasanya berupa pipa berlubang yang diletakkan diatas lapisan pasir setebal ≥ 10 cm, kemudian secara berurutan diatasnya dihamparkan kerikil dengan ketebalan ≥ 15 cm, diatas lapisan kerikil tersebut dihamparkan bahan kedap air Beberapa data yang diperlukan untuk perencanaan dan perancangan drainase bawah permukaan adalah :

a)Elevasi muka air tanah pada saat musim penghujang
b)Koefisien permeabilitas tanah setempat
c)Elevasi dan kemiringan lapisan kedap air yang ada




DRAINASE LERENG

 Drainase lereng jalan rel dibuat dengan maksud dan tujuan berikut :

a)Sebagai upaya untuk mencegah agar air permukaan yang berasal dari punggung lereng tidak mengalir secara deras, karena aliran deras mengakibatkan gerusan pada permukaan dan kaki lereng
b)Mencegah terjadinya rembesan air dari permukaan lereng kedalam badan jalan rel, karena rembesan yang terjadi dapat menyebabkan lereng longsor secara mendadak dan atau memperlemah badan jalan rel



Terdapat 4 (empat) jenis drainase lereng, yaitu :

a)Selokan punggung, berupa saluran terbuka yang memanjang di punggung lereng
b)Selokan tengah, berupa saluran terbuka yang memanjang di tengah lereng
c)Selokan penangkap, berupa saluran terbuka yang memanjang di kaki lereng, dan
d)Drainase kombinasi, yaitu kombinasi antara drainase tegak lurus dan drainase miring.







DRAINASE EMPLASEMEN

 Kondisi spesifik terjadi di emplasemen, yaitu terdapat banyak jalur (track) yang berdampingan. Untuk mendapatkan pembuangan air yang baik dapat dibuat saluran terbuat dari pipa dengan dinding berlubang-lubang. Pada gambar dibawah ini tiap-tiap track di bawahnya dipasang saluran drainase.



Sedangkan untuk penggunaan satu saluran drainase untuk fasilitas drainase 2 (dua) buah track yang berdampingan dapat dilihat pada gambar berikut :



Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat, terimakasih.

Wasaalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.
































kereta api. drainase kereta api. irigasi air. drainase jalan rel. irigasi jalan rel kereta api. pengairan kereta api. sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api