Cari Blog Ini

Selasa, 27 November 2018

LENTURAN BATANG ELASTIS


LENTUR BATANG ELASTIS

Dalam perencanaan suatu bagian mesin atau struktur selain perhitungan tegangan
(stress) yang terjadi akibat beban yang bekerja, besarnya lenturan seringkali harus
diperhitungkan. Hal ini disebabkan walaupun tegangan yang terjadi masih lebih kecil daripada
tegangan yang diijinkan oleh kekuatan bahan, bisa terjadi besar lenturan akibat beban yang
bekerja melebihi batas yang diijinkan. Keadaan demikian dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada bagian mesin seperti :
a. Keretakan pada bahan
b. Bantalan pada poros yang berputar cepat rusak.
c. Bidang kontak antara roda-roda gigi menjadi tidak sempurna.

Besarnya lenturan yang terjadi pada suatu bagian mesin terutama tergantung kepada beberapa faktor :
a. Sifat kekakuan bahan (modulus elastisitas)
b. Posisi batang terhadap beban dan dimensi batang, yang biasanya ditunjukkan dalam besaran momen inertia batang.
c. Besarnya beban yang diterima

Lenturan pada suatu batang dapat terjadi akibat adanya beban gaya geser atau momen lentur. Lenturan akibat beban gaser umumnya sangat kecil dibandingkan dengan lenturan akibat beban momen. Lenturan akibat beban geser biasanya hanya diperhitungkan untuk batang yang sangat pendek, sehingga proporsi terhadap lenturan yang terjadi karena beban momen menjadi cukup berarti. Dalam bahasan buku ini hanya lenturan karena beban momen saja yang diperhitungkan, karena struktur yang dibahas memakai batang relatif panjang. Besarnya lenturan akibat beban momen dapat dihitung dengan memakai salah satu dari empat metode berikut:

a. Metode analitis (cara integrasi)
b. Metode luas bidang momen
c. Metode penjumlahan (superposisi)
d. Metode energi strain atau metode Castigliano.

Metode analitas atau integrasi dilakukan dengan cara mencari persamaan diferensial momen yang terjadi sepanjang batang. Dari persamaan momen kemudian diselesaikan dengan cara integrasi dua kali, untuk mendapatkan persamaan lenturan. Dua konstanta yang timbul akibat proses integrasi dapat dihitung dari kondisi batas (boundary conditions), yang ada pada struktur yang bersangkutan. Hasilnya adalah sebuah persamaan fungsi besar lenturan yang terjadi terhadap panjang batang, dari titik koordinat awal yang ditentukan.


Metode luas bidang momen adalah metode semigrafis, dengan memanfaatkan sifat sifat dari persamaan matematis lenturan. Luas bidang momen tidak dicari dengan menurunkan persamaannya, tetapi dengan cara menghitung luasan yang terjadi secara geometri. Metode ini lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan metode integrasi terutama untuk struktur yang menerima banyak beban sepanjang batangnya.



Metode penjumlahan (superposisi) dilakukan dengan memanfaatkan besar lenturan yang telah dihitung sebelumnya (biasanya ditabelkan), pada struktur yang sederhana. Suatu struktur yang kompleks dibagi menjadi beberapa bagian berupa struktur yang lebih sederhana, yang besar lenturannya masing-masing telah diketahui. Besar lenturan pada struktur keseluruhan adalah jumlah dari semua lenturan yang terjadi pada masing-masing bagian struktur tersebut.


Metode energi strain biasa disebut dengan nama penemunya yaitu seorang insinyur Italia bernama Alberto Castigliano, pada tahun 1873. Teori Castigliano menyatakan bahwa lenturan yang terjadi pada suatu titik pada suatu batang adalah merupakan turunan parsial dari persamaan energi yang tersimpan didalam batang akibat beban yang bekerja, terhadap gaya yang bekerja pada titik tersebut. Apabila pada titik yang dicari lenturannya tidak ada gaya yang bekerja, maka biasanya diberikan gaya nol (dummy load) pada titik tersebut.

Penentuan metode mana yang terbaik atau seharusnya dipakai untuk memecahkan masalah lenturan suatu struktur, tergantung kepada jenis pembebanan dan kompleksitas strukturnya dan sedikit banyak juga tergantung kepada pengalaman perencana yaitu metode mana yang paling dikuasai. Tingkat ketelitian perhitungan yang diperlukan juga menentukan pemilihan metode yang dipakai, karena metode pada semigrafis misalnya sering memerlukan pendekatan untuk dapat menghitung luas bidang momen. Metode Castigliano adalah metode yang banyak dipakai, karena prosedur perhitungannnya sederhana walaupun dipakai pada batang dengan banyak beban dan struktur yang kompleks, dan derajad ketelitian perhitungannya tinggi.

Keempat metode pemecahan masalah lenturan tersebut diatas dapat digunakan pada batang dengan struktur statis tertentu maupun statis tak tentu. Penggunaan keempat metode perhitungan tersebut mempunyai kelebihan karena dapat sekaligus menghitung besarnya reaksi yang terjadi pada tumpuan pada batang dengan struktur statis tak tentu, yang tidak dapat dihitung apabila menggunakan teori keseimbangan statis. Sesudah gaya atau momen reaksi tumpuan dapat dihitung, maka prosedur perhitungan lenturan pada struktur tak tentu adalah sama dengan perhitungan pada struktur statis tertentu.

Teori
Untuk dapat menurunkan persamaan matematis lenturan yang terjadi pada suatu
batang struktur, diambil beberapa persyaratan dan asumsi sbb.
  a. Bahan dari batang masih dalam kondisi elastis selama pembebanan
  b. Besarnya lenturan akibat gaya geser kecil sekali dibanding dengan lenturan yang terjadi akibat            beban momen (hanya untuk batang yang relatif panjang).
  c. Besarnya modulus elastisitas (E) dan momen inertia (I) konstan sepanjang batang yang ditinjau.          Apabila besaran E atau I tidak konstan, fungsi matematis kedua besaran tersebut terhadap                    panjang  batang harus diketahui.
  d. Struktur bahan sepanjang batang dianggap homogin, sehingga deformasi yang terjadi akibat                beban selalu kontinyu. Dengan demikian bentuk lenturan yang terjadi berupa suatu curva yang            kontinyu dan terdapat bidang netral ditengah-tengah batang pada waktu terjadi lenturan.

  e. Besarnya lenturan yang terjadi kecil sekali dibanding panjang batang, sehingga kuadrat dari                besaran sudut lenturannya dapat diabaikan.

Jari-jari lenturan.

Apabila bentuk lenturan yang terjadi pada suatu batang terbebani merupakan segmen lingkaran, maka besarnya jari-jari lenturan tersebut dapat dihitung. Bentuk segmen lingkaran hanya didapat dengan persyaratan bahwa beban yang bekerja pada batang adalah berupa momen lentur yang besarnya tetap sepanjang batang, disamping lima persyaratan yang telah disebutkan dimuka. Dalam praktek beban momen yang besarnya konstan sepanjang batang jarang sekali terjadi.



Untuk keperluan bahasan ini ditinjau hanya sebagian dari panjang batang yang menerima beban momen konstan, yaitu bagian CD pada gambar 1.1. Bentuk lenturan pada segmen batang CD adalah segmen lingkaran, karena seperti terlihat pada gambar 1.1 beban momen yang bekerja pada bagian ini konstan. Ditinjau segmen kecil dari bagian batang CD seperti ditunjukkan pada gambar 1.2. Terlihat bahwa bagian batang pada bagian dalam garis netral L menerima beban tekan, sedang bagian luarnya menerima beban tarik. Garis L sendiri tidak mengalami deformasi, sehingga disebut garis netral. Ditinjau elemen kecil luasan abcd dibawah garis netral, dan dengan konfigurasi sumbu koordinat x dan y pada seperti pada gambar 1.2. dan garis dd' sejajar sumbu y maka.




Gambar 1.1.
Gambar 1.2.






dq = dx/r                                                                                                                                (1.1)
dan
dd' = y dq                                                                                                                               (1.2)

sedang segitiga bdd' sebangun dengan segitiga oab maka,

dd'/bd = ab/r
karena bd = y dan ab = dx ,
dd'/y = dx/r , atau dd'/dx = y/r                                                                                            (1.3)

perbandingan dd'/dx adalah strain yang terjadi = e, sehingga,

e = y/r

Keadaan batang yang melentur masih dalam kondisi elastis, sehingga berlaku persamaan linier tegangan-regangan (hukum Hooks): s = e.E, sehingga persamaan diatas menjadi,

s = E y/r                                                                                                                                (1.4)

Momen yang terjadi terhadap garis netral L akibat tegangan yang bekerja pada luasan abcd adalah, gaya pada luasan abcd akibat adanya tegangan (s.dA) x jaraknya terhadap garis netral, sehingga,

dM = y.s dA
atau
dM = s/y . y2 dA

sedang y2.dA = dI ( I = momen inertia) sehingga,

dM = s/y dI, atau
M = s/y I                                                                                                                                 (1.5)

substitusi harga tegangan dari persamaan (1.4) kedalam persamaan diatas didapatkan
persamaan besar jari-jari lenturan yang terjadi (r) karena beban momen M,

M = EI/r atau,
1/r = M/EI                                                                                                                              (1.6)


Lenturan karena momen tidak konstan

Apabila besar beban momen yang bekerja suatu batang merupakan fungsi matematis dari panjang batang, maka jari-jari lenturan yang terjadi juga merupakan fungsi panjang batang. Jari-jari lenturan disini adalah jari-jari dari segmen-segmen kecil panjang batang, yang lenturannya dapat dianggap berbentuk segmen lingkaran. Karena besar lenturan yang terjadi tergantung kepada jari-jari lenturannya, maka besar lenturan yang terjadi juga merupakan fungsi dari panjang batang.
Rumus umum besarnya jari-jari pada titik sepanjang lengkungan suatu curva sebarang
adalah,
1 / r = d2y/dx2 / [ 1 + (dy/dx)2]                                                                                            (1.7)
Dalam persamaan ini y adalah besar lenturan yang terjadi (searah sumbu y), dan x adalah jarak sepanjang batang (searah sumbu x). Salah satu persyaratan dalam bahasan ini telah ditentukan bahwa kwadrad besaran sudut lenturan dapat diabaikan atau,
(dy/dx)2 = 0,
sehingga persamaan diatas menjadi,
1/r = d2y/dx2                                                                                                                        (1.8)
Harga jari-jari diatas kemudian disubstitusikan kedalam persamaan (1.6), sehingga didapatkan rumus/persamaan umum besar lenturan elastis karena beban momen sbb.,
EI.d2y/dx2 = M                                                                                                                      (1.9)
Dapat diperhatikan dalam persamaan diatas bahwa arah lenturan (y) selalu searah dengan arah momen, karena besaran modulus elastisitas E dan momen inertia I selalu positip. Untuk memecahkan persamaan differensial diatas diperlukan persamaan momen terhadap sumbu x.Pemecahan dapat dilakukan secara analitis, yaitu dengan cara mengintegrasikan dua kali sehingga didapatkan besaran lenturannya (y). Parameter-parameter lenturan dapat ditunjukkan dalam bentuk turunan secara berurutan dimulai dengan besaran lenturan y sampai kepada gaya yang bekerja (F) sbb.,
Lenturan = y
Sudut lenturan (q)= dy/dx
Momen (M)= dq/dx = d2y/dx2
Beban geser (V)= dM/dx, atau d3y/dx3
Beban gaya (F)= dV/dx, atau d4y/dx4
Berdasarkan persamaan umum turunan diatas, dapat ditunjukkan bahwa besarnya sudut lenturan didapat dengan mengintegrasikan persamaan umum lenturan akibat momen pada persamaan (1.9) sbb.
y = dq/dx = d2y/dx2 = M/EI atau,
q = M/EI. x                                                                                                                              (1.10)








LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS LENTURAN BATANG ELASTIS 

Sabtu, 24 November 2018

SISTEM DRAINASE JALAN REL KERETA API




SISTEM DRAINASE JALAN REL KERETA API



DRAINASE JALAN REL

 Didefinisikan sebagai sistem pengaliran/pembuangan air di suatu daerah jalan rel, baik secara gravitasi maupun dengan menggunakan pompa, agar tidak sampai terjadi genangan air.
Terdapat 3 (tiga) jenis drainase jalan rel yaitu:

a.Drainase permukaan (surface drainage)
b.Drainase bawah permukaan (sub-surface drainage)

c.Drainase lereng (slope drainage)



DRAINASE PERMUKAAN

 Drainase permukaan bertujuan untuk mengalirkan atau membuang air yang ada dipermukaan tanah. Perencanaan dan perancangan drainase permukaan dipengaruhi oleh keadaan topografi. Terdapat 2 (dua) jenis drainase permukaan, yaitu:

a.Drainase memanjang (side-ditch)
b.Drainase melintang (cross-drainage)

Kemiringan saluran drainase dan kecepatan aliran pembuangan air yang terjadi harus tidak menimbulkan kerusakan saluran dan tidak menyebabkan endapan di saluran drainase.




Kemiringan saluran drainase dan kecepatan aliran pembuangan air yang terjadi harus tidak menimbulkan kerusakan saluran dan tidak menyebabkan endapan di saluran drainase.




Besarnya debit air yang harus dibuang dengan sistem drainase permukaan bergantung pada :

a)Luas daerah yang aliran airnya akan menuju jalan rel
b)Intensitas hujan daerah setempat
c)Koefisien pengaliran daerah setempat
 Untuk perancangan saluran melintang dan gorong-gorong pada jalan rel perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
a)Pertemuan antara saluran melintang dan memanjang harus dipasang bak penampung tanah (sand trap)
b)Agar mudah dalam pemeliharaan, minimum ukuran diameter atau alas saluran adalah 60 cm

c)Tidak boleh terjadi kebocoran atau rembesan air, karena dapat melemahkan badan jalan rel dibawah saluran. 


DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

 Drainase bawah permukaan bertujuan untuk menjaga elevasi air tanah agar tidak mendekati permukaan tanah tempat badan jalan rel berada.
 Sesuai dengan maksud dan tujuannya, pada badan jalan rel berupa permukaan asli dan galian, ketebalan bagian jalan rel setebal minimum 75 cm dari dasar balas harus selalu dalam keadaan kering.






Konstruksi drainase bawah permukaan biasanya berupa pipa berlubang yang diletakkan diatas lapisan pasir setebal ≥ 10 cm, kemudian secara berurutan diatasnya dihamparkan kerikil dengan ketebalan ≥ 15 cm, diatas lapisan kerikil tersebut dihamparkan bahan kedap air Beberapa data yang diperlukan untuk perencanaan dan perancangan drainase bawah permukaan adalah :

a)Elevasi muka air tanah pada saat musim penghujang
b)Koefisien permeabilitas tanah setempat
c)Elevasi dan kemiringan lapisan kedap air yang ada




DRAINASE LERENG

 Drainase lereng jalan rel dibuat dengan maksud dan tujuan berikut :

a)Sebagai upaya untuk mencegah agar air permukaan yang berasal dari punggung lereng tidak mengalir secara deras, karena aliran deras mengakibatkan gerusan pada permukaan dan kaki lereng
b)Mencegah terjadinya rembesan air dari permukaan lereng kedalam badan jalan rel, karena rembesan yang terjadi dapat menyebabkan lereng longsor secara mendadak dan atau memperlemah badan jalan rel



Terdapat 4 (empat) jenis drainase lereng, yaitu :

a)Selokan punggung, berupa saluran terbuka yang memanjang di punggung lereng
b)Selokan tengah, berupa saluran terbuka yang memanjang di tengah lereng
c)Selokan penangkap, berupa saluran terbuka yang memanjang di kaki lereng, dan
d)Drainase kombinasi, yaitu kombinasi antara drainase tegak lurus dan drainase miring.







DRAINASE EMPLASEMEN

 Kondisi spesifik terjadi di emplasemen, yaitu terdapat banyak jalur (track) yang berdampingan. Untuk mendapatkan pembuangan air yang baik dapat dibuat saluran terbuat dari pipa dengan dinding berlubang-lubang. Pada gambar dibawah ini tiap-tiap track di bawahnya dipasang saluran drainase.



Sedangkan untuk penggunaan satu saluran drainase untuk fasilitas drainase 2 (dua) buah track yang berdampingan dapat dilihat pada gambar berikut :



Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat, terimakasih.

Wasaalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.
































kereta api. drainase kereta api. irigasi air. drainase jalan rel. irigasi jalan rel kereta api. pengairan kereta api. sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api.sistem drainase jalan rel kereta api

Ruang Bebas dan Ruang Lengkung Kereta Api



Ruang Bebas dan Ruang Lengkung Kereta Api

A.   RUANG BEBAS

Ruang bebas adalah ruang diatas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang, ruang ini disediakan untuk lalu lintas rangkaian kereta api. Ukuran ruang bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik pada bagian lintas yang lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi, adalah seperti yang tertera pada gambar berikut. Ukuran-ukuran tersebut telah memperhatikan dipergunakannya gerbong kontainer/ peti kemas ISO (Iso Container Size) tipe “Standard Height

Ruang Bebas Pada Jalur Lurus


Ruang Bebas Pada Jalur Lengkung





Ruang Bebas Pada Jalur Ganda


Ruang Bebas Pada Lengkung Ganda




RUANG BEBAS
UNTUK UTILITAS UMUM


RUANG BEBAS
UNTUK TOWER TEGANGAN TINGGI

B.   RUANG BANGUN

Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar. Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut :
 a. Pada lintas bebas : 
     2,35 sampai 2,53 m di kiri kanan sumbu sepur.
 b. Pada emplasemen : 
     1,95 m sampai 2,35 di kiri kanan sumbu sepur.
 c. Pada jembatan :
     2,15 m di kiri kanan sumbu sepur.



Jumat, 23 November 2018

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Letak/Posisi

Klasifikasi Kereta Api Berdasarkan Letak/Posisi

1.Kereta Api Permukaan (surface)


 Kereta api permukaan berjalan di atas permukaan tanah. Biaya pembangunan jalur kereta permukaan adalah yang termurah dan umum digunakan di berbagai negara.

2.Kereta Api Layang (elevated)


 Kereta api layang berjalan diatas tanah pada ketinggian tertentu dengan bantuan tiang/pilar. Hal ini untuk menghindari persilangan sebidang agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api.

3. Kereta Api Bawah Tanah (subway)
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20m di bawah permukaan tanah, sungai, bangunan maupun jalan.


sekian tulisan saya,semoga bermanfaat  😁😁
wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh





kereta api. surface. elevated . subway . Kereta Api Bawah Tanah.Kereta Api Layang.Kereta Api Permukaan. macam macam kereta berdasarkan posisi. macam macam kereta berdasarkan letak. kereta api. kereta api. kereta. api. 

Macam-macam Kereta api berdasarkan sistem propulsinya

Macam-macam keretaapi berdasarkan propulsinya (tenaga pengerak) :

1.Kereta Api Uap
merupakan cikal bakal mesin dari kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap yang mengunakan bahan bakar kayu atau batubara yang digunakan untuk menggerakan torak atau turbin kemudian disalurkan ke roda.

2.Kereta Diesel Mekanis
Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang digunakan karena keterbaasan kenanpuan dari transmisi mekanis untuk mentransfer daya.

3.Kereta Diesel Elektrik
Merupakan lokomotif yang paling banyak populasinya. Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.

4. Kereta Diesel Hidrolik
Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem sangat tinggi.

5.Kereta Rel Listrik
Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga.

6.Kereta Maglev(magnetically levitated trains)
Seperti namanya, prinsip kerja dari keretaapi ini adalah memanfaatkan magnet untuk mengangkat dan mendorong kereta api ini. dengan memanfatkan gaya magnet untuk mengangkat keretaapi dari rel nya maka gaya gesek yang dihasilkan sangat minim atau tanpa gaya gesek, karena itu kereta api maglev bisa melaju hingga 600 km/h

cukup sekian tulisan yang saya buat, semoga bermanfaat
wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh




keretaapi. kereta api. macam macam keretaapi.macam kereta api. jenis jenis kereta api. propulsi keretaapi, sistem propulsi kereta api. kereta api. kereta listrik. kereta uap. transmisi kereta api. pengertian kereta api.